Monday, 19 May 2014

Embung Banjaroya

Minggu, 11 Mei 2014

     Sebenernya, nemu embung ini secara nggak sengaja. Balik dari Sendangsono, tengok kiri, ketemulah embung ini. Kalau dari Sendangsono, setelah ketemu pertigaan balik ke Jogja, ambil jalan lurus. Tak lama, ketemulah Embung Banjaroya.

Sedikit tentang
     Embung Desa Banjaroya memiliki luas 60 x 80 m2, dengan kedalaman 4 m. Mampu menampung air sekitar 8.000-10.000 m2. Embung ini berfungsi untuk menampung air hujan dan untuk mengairi puluhan hektar tanaman dan pohon durian di sekitarnya. Pohon durian? Yup, banyak pohon durian di sekitar Kalibawang. Memasuki kawasan embung ini, pengunjung akan langsung disambut durian gedhe buanget dengan tulisan di bawahnya: Durian Kuning Menoreh.


How to get there?
     Embung Banjaroya terletak di Pedukuhan Tonogoro, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang. Dari UGM ke embung ini memerlukan waktu sekitar 1 jam.
     Jalan menuju embung ini sama dengan jalan ke Sendangsono. Bedanya, setelah ketemu pertigaan kalau ke kiri ke Sendangsono, justru ambil arah kanan. Nah, tak lama, lebih kurang 5 menit, ketemulah Embung Banjaroya.
     Biar lebih afdol, ini dia ancer-ancernya:
     Perempatan ring road Godean ke barat – Pasar Godean ke barat – Perempatan Gedongan (yang ada warung sate dan swalayan Purnama) ke barat – Perempatan Kenteng ke utara (ambil arah Magelang/Muntilan) – Perempatan Dekso (yang ada tugu di tengahnya) ke utara (ambil jalan lurus) – luruuuuusssssssss aja terus (terus ambil arah Magelang/Muntilan) – pokoknya masih lurus terusssssssssss – sampai ada plang ke kiri Sendangsono; lurus Magelang – nah, ini baru belok kiri ambil arah ke Sendangsono – ada pertigaan, ambil kanan – ikuti jalan aja terus – sampai deh di Embung Banjaroya.

Ada apa di sana?
     Apa yang bisa dilihat dari sebuah embung? Tentu air. Juga pemandangan yang keren di sekitarnya. Dan lagi, durian gedhe yang menyambut.
     Banyak yang membandingkan Embung Banjaroya ini dengan Embung Nglanggeran. Memang lebih populer Embung Nglanggeran, karena Embung Nglanggeran lebih dulu "lahir" dengan pemandangan bukit di belakangnya serta sunset yang memukau. Tapi, Embung Banjaroya ini juga nggak kalah indah, lho, sebenernya. Hanya saja, embung ini baru aja selesai dibangun dan masih sepi pengunjung. Ada, sih, pengunjung. Kemungkinan mereka adalah penduduk setempat atau beberapa orang yang mampir dari Suroloyo atau Sendangsono.

Like/dislike
Aku suka angin yang berembus: segar dan dingin.
Aku suka kebersihan dan ketenangannya.
Aku suka anak kecil yang bermain layang-layang di sekitar situ. Itu tandanya, embung itu cukup aman untuk tempat bermain, bahkan untuk anak-anak.
Aku suka jenis tanaman di sekitar situ, ngingetin sama tanaman di rumah yang udah lama mati L.
Gratis alias nggak dipungut biaya. Parkir pun nggak ada tarif. (Jadi, ada baiknya jaga baik-baik helm/motor. Waspadalah! Waspadalah!)
But,
Panasnya itu, loh. Banget banget bangeeettt. Mungkin karena aku ke situ ketika matahari sedang panas-panasnya. Lebih baik, agak sorean. Mungkin bisa nikmatin sunset kayak di Embung Nglanggeran. Kayaknya keren juga. Hmmm, kapan-kapan ke situ lagi, ah. Semoga emang dapet sunset yang keren.

Bujet
Bensin 10.000 (Sebeneranya 20.000. Tapi, karena dibagi dua, jatuhnya cuma 10.000).
Camilan 5.000 (Nggak ada warung makan, tapi ada penjual bakso tusuk yang lagi mangkal. Lumayan buat ngganjel perut balik ke kos :D).
Totalnya cuma 15.000. Tapi, kalau nggak pake beli bakso tusuk, cuma 10.000. Murah meriah bin terjangkau. Dan cuma 0 rupiah kalau cuma mampir dari Sendangsono atau Suroloyo. 

Foto
Disambut secara meriah.

Diperhatiin, yaaa.

Panorama sekitar. Sejuk.

Air di embung.
Sisi kanan embung.


Ini tanaman yang bikin kangen. Yang di rumah udah lama mati :(.


Ps: Seriusan deh, pengin ke sana lagi ketika pada jam-jam sunset gitu. Kayaknya keren. Embung Banjaroya kurang diketahui dan nggak sepopuler Embung Nglanggeran. Jadi, kayaknya romatis banget kalau nikmatin sunset di sini bersama orang terkasih. Sepiiii dan tenaaanggg. Asal, jangan kemaleman. Ntar digerebek :P.


1 comment: