Thursday, 29 May 2014

Dear Prudence

Sabtu, 24 Mei 2014
     Ini kali pertama ngomongin soal buku. Kalau bahasa gaulnya sih: review. Awww ... berasa intelek.
     Jadi gini, semingguan kemarin aku baca buku yang menurutku ... oke banget. Awalnya aku merasa tertipu.  Loh kenapa? Tertipu oleh halaman-halaman awal yang bikin aku mikir kalau ini buku remaja yang ... yah, khas remaja gitu. Remaja menginjak dewasa lebih tepatnya. Gimana kehidupan cintanya, keluarganya, sampe masa magang yang aku kira ... yah, so menye-menye. Tapi ternyata, inspiratif banget, Pemirsa!

Sedikit tentang
     Dear Prudence, novel karya Daniel Faizal. Sebelumnya, aku nggak tahu siapa itu Daniel Faizal dan latar belakang dia (sampe sekarang juga belum tahu secara detail:D). Dampaknya, pikiran liarku terbang ke mana-mana. Aku kira kisah di novel ini adalah kisah nyata. Kalau orang bule bilang: based on true story. Tapi, pas aku gugling dan tanya-tanya, kayaknya bukan kisah nyata, ya? Ini fiktif belaka. (CMIIW, pleaseee ....)
    Kalimat di novel ini ngalir aja. Pake sapaan lo-gue, bokap-nyokap. Ada juga beberapa kata umpatan yang nggak terasa kasar, malah terasa banget akrabnya.
     Novel ini berkisah tentang Irvine Suherman, seorang cowok yang suka banget sama The Beatles. Ini karena bokapnya. Dari kecil, Irvine udah dicekoki sama lagu-lagu The Beatles. Sampe dewasa, dia jadi suka sama lagu-lagu The Beatles. Mood-nya bakalan naik setelah dengar lagu-lagu The Beatles.
     Di novel ini, Irvine suka banget sama cewek yang namanya Anastasia Prudence, teman satu jurusan di DKV (si Irvine ini kuliah di jurusan DKV). Panggilannya Prue. Kebetulan banget, namanya sama kayak salah satu judul lagu The Beatles. Di novel ini, Prue digambarin sebagai cewek yang cantik, atraktif, dan ... aku sih bacanya suka banget sama hal-hal yang dilakuin sama Irvine. Mereka juga sama-sama suka The Beatles
     Selain aksi PDKT sama Prue, di novel ini juga diceritain tentang mimpi besar Irvine. Terinspirasi oleh The Beatles, Irvine pengin banget jadi seorang legend, menciptakan karya yang bisa dikenang orang lain sepanjang masa. Mimpi terbesarnya adalah menjadi mograpf (motion graphic) yang bisa bikin karya-karya besar. Nah, buat mencapai cita-cita itu, segala hal dilakuin sama Irvine. Mulai dai magang di stasiun televisi, nyari kerjaan yang ada hubungannya sama mograph, dan lain-lain (nggak asyik kalau aku beberin di sini :P).
Tapi, bukan mimpi terbesar namanya kalau tanpa halangan. Mulai dari diremehin, dicuekin, sampe rasa egois.
     Ending? R.A.H.A.S.I.A. Nggak asyik banget kalau kasih tahu ending. Berasa makan nasi goreng sapi tapi dimakan dulu daging sapinya. Nggak asyik banget sumpah!

Tentang sedikit
     Setelah baca buku ini, aku jadi memikirkan banyak hal.
     Apa mimpi terbesar aku? Apa iya yang aku lakuin sekarang bisa bikin aku lebih dekat sama mimpi itu? Halangannya apa aja? Apa iya halangan-halangan itu udah bisa aku selesaiin?
     Aku punya mimpi. Dan aku sedang melakukan hal-hal yang bisa membuat aku dekat sama mimpi aku. Halangan? Pasti ada dan aku berusaha banget buat mengatasi halangan itu.
     Sehari setelah aku baca buku ini, semangat itu masih ada. Hingga detik aku menulis hal ini, semangat itu juga masih ada. Nah, pertanyaannya, sampai kapan semangat itu ada?
     Terkadang kita terlalu fokus dengan mimpi besar
     Lalu, bagaimana bila mimpi itu tak kunjung aku gapai?
     Ada satu filosfi yang aku sukai di sini. Ketika Irvine merenungi apa yang telah terjadi, dia ingat satu hal.
     Ketika ia kecil, dia pernah bertanya kepada ibunya, “Mengapa sungai menjadi dua?” Ibunya menjawab, "Sungai menjadi dua karena Tuhan membuatnya begitu, agar ikan-ikan bisa berenang ke mana pun mereka mau." Awalnya Irvine nggak paham, tapi setelah dia mengalami suatu hal besar, pahamlah dia: Tuhan membagi aliran itu agar ikan-ikan memiliki pilihan untuk menentukan arah. Tapi, ikan-ikan tidak menentukan aliran mereka sendiri, Tuhan menunjukkan tikungan arus yang harus mereka pilih. 
     Jadi, ketika Tuhan tidak mengabulkan mimpi kita, yakinlah bahwa tangan Tuhan tengah membawa kita menuju mimpi lain yang lebih besar.
     Seperti Irvine yang mengagumi jalan Tuhan, aku pun pasti juga akan mengagumi jalan-Nya.

Hal-hal yang bisa aku petik
1. Kita terlalu fokus pada hal besar, sampai hal yang kecil kita lupakan. Padahal, hal kecil itulah yang membuat kita bisa melakukan hal besar.
2. Segera tembak gebetanmu :P.
3. Hapus rasa egois. Sumpah, itu kayak batu besar yang ngganjel jalannya sampah di selokan.
4. Bila Tuhan tak mengabulkan mimpimu, jangan menyerah dan jangan salahkan Dia. Pasti ada hal baik di balik itu semua.





1 comment:

  1. Blackjack with 6 or 7 numbers at casinos
    The most common 먹튀 신고 four-card dealer's 가입시 꽁 머니 환전 cards are marathon bet the dealer's hand. The dealer takes the 먹튀사이트 조회 first and second card 룰렛 판 of the dealer's hand. A hand with the highest

    ReplyDelete